Presiden RI Prabowo Subianto bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen secara resmi mengumumkan kesepakatan penting untuk menyelesaikan Perjanjian CEPA (Foto: Biro Pers Presiden)
KabarKiri — Sebuah langkah monumental diambil dalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa.
Presiden RI Prabowo Subianto bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen secara resmi mengumumkan kesepakatan penting untuk menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement).
Dalam konferensi pers bersama, Ursula von der Leyen menekankan bahwa CEPA akan menjadi motor penggerak peluang ekonomi lintas sektor, termasuk pertanian, otomotif, dan jasa. Tak hanya soal pasar, kesepakatan ini juga memperkuat rantai pasok bahan baku penting yang menjadi kunci dalam transformasi energi dan digital.
“Perjanjian ini akan membuka pasar baru, menciptakan lebih banyak peluang di sektor-sektor kunci seperti pertanian, otomotif, jasa, dan lainnya. Memperkuat rantai pasok untuk bahan baku penting yang sangat dibutuhkan dalam transisi energi dan digital.”
Ia juga menegaskan komitmen Eropa terhadap keberlanjutan dan keadilan sosial.
“Dan yang lebih penting, kami tidak hanya menginginkan pasokan yang aman, tetapi juga yang bertanggung jawab. Ini berarti: menghormati lingkungan, menghormati masyarakat lokal, dan fokus yang kuat pada penciptaan lapangan kerja yang layak dan nilai tambah lokal.”
Presiden Prabowo menyambut antusias capaian ini sebagai kemajuan strategis yang memperkuat kemitraan Indonesia–Eropa.
Ia menyebutkan bahwa kedua belah pihak berhasil menyatukan visi dan kepentingan ekonomi yang ternyata saling mengisi.
“Kami telah membuat banyak kemajuan signifikan, dan menyepakati untuk saling mengakomodasi kepentingan ekonomi masing-masing. Kami menemukan bahwa kepentingan ini saling melengkapi dan menguntungkan satu sama lain.”
Di tengah dinamika global, lanjut Prabowo, kemitraan ini menjadi penopang penting stabilitas ekonomi dunia.
Ia memandang Eropa sebagai pusat teknologi dan keuangan, sementara Indonesia memiliki kekayaan sumber daya yang strategis.
“Eropa adalah pemimpin global dalam bidang sains, teknologi, dan keuangan. Indonesia, di sisi lain, memiliki sumber daya strategis... saya percaya kemitraan ini akan memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi stabilitas ekonomi dan geopolitik dunia.”
Ia juga menyoroti bahwa hambatan utama dalam negosiasi CEPA telah berhasil diatasi.
“Saya juga sangat senang melihat para menteri dan komisioner dari kedua belah pihak berhasil mencapai, yang saya sebut, terobosan strategis. Saat ini, tidak ada lagi isu utama yang menjadi perbedaan antara Uni Eropa dan Indonesia dan itu adalah sesuatu yang luar biasa.”
Von der Leyen menambahkan bahwa kerja sama ini menjadi simbol kepercayaan dan komitmen bersama.
“Bersama-sama, kita mengirimkan pesan kuat mengenai pentingnya kemitraan jangka panjang yang dapat diprediksi — yang dibangun atas dasar kepercayaan, saling menghormati, transparansi, dan nilai-nilai bersama.”
Menutup pernyataannya, Prabowo menyampaikan harapan agar penandatanganan implementasi CEPA nantinya dapat dilakukan kembali di Brussels.
“Saya sangat berharap, ketika kita mulai melaksanakan kesepakatan ini, kita dapat menandatangani perjanjian implementasinya di sini, di Brussels, sekali lagi. Itu akan memberi saya kesempatan untuk kembali mengunjungi Brussels!”
Kesepakatan CEPA ini membuka lembaran baru dalam hubungan strategis Indonesia dan Uni Eropa, dengan harapan menciptakan peluang kerja, investasi berkelanjutan, dan pertumbuhan inklusif bagi kedua kawasan.***