KabarKiri - Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Provinsi Riau mendesak agar sejarah Riau ditulis ulang. Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAMR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, menyampaikan gagasan ini dalam Simposium Melayu Serumpun di Pekanbaru, Jumat (8/8/25).
Mengapa Sejarah Riau Perlu Ditulis Ulang?, Menurut Datuk Seri Taufik, buku sejarah Riau yang ada saat ini sudah tidak relevan karena banyak penemuan baru yang belum dimasukkan dalam buku tersebut.
Buku sejarah Riau terakhir diterbitkan pada tahun 1977, sehingga banyak informasi baru yang belum tercatat.
Selain itu, buku-buku sejarah Melayu seperti Sulalatus Salatin belum menempatkan Riau sebagaimana mestinya.
Kurangnya Pengakuan terhadap Sejarah Riau, Datuk Seri Taufik mengatakan bahwa Bukit Siguntang yang disebutkan dalam Sulalatus Salatin hanya dikaitkan dengan Palembang, padahal ada juga di Riau.
Selain itu, penyebutan Paremeswara sebagai pendiri kerajaan Melayu juga tidak sepenuhnya akurat, karena Sulalatin Salatin menyebutkan persinggahan di Indragiri sampai Kuantan.
"Buku-buku sejarah Melayu yang ada seperti Sulalatus Salatin, belum menempatkan Riau sebagaimana mustinya," ujarnya.
Penemuan Prasejarah yang Signifikan, Penemuan prasejarah Riau dalam 10 tahun terakhir menunjukkan kehidupan minimal 40.000 tahun sebelum masehi, yang tentunya sangat penting untuk dicatat dalam sejarah Riau.
Selain itu, keberadaan Sriwijaya di Riau memberi makna pada pencapaian peradaban Melayu, yang juga perlu diakui dalam sejarah Riau.
"Tak mengherankan, Riau sekarang menjadi amat beragam dari berbagai segi, tapi masih banyak yang belum dipaparkan," kata Datuk Seri Taufik.
Dengan demikian, penulisan ulang sejarah Riau diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih akurat dan lengkap tentang kekayaan sejarah dan budaya Riau.
Datuk Seri Taufik berharap agar sejarah Riau dapat ditulis ulang dengan memasukkan penemuan-penemuan baru dan mengakui kontribusi Riau dalam sejarah Melayu.
Simposium Melayu Serumpun yang berlangsung selama dua hari ini dihadiri oleh 27 orang pembicara dari Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei, dan Indonesia.
Kegiatan ilmiah ini diharapkan dapat mempererat hubungan dan memahami kekayaan budaya Melayu serumpun.
LAMR Provinsi Riau mendesak agar sejarah Riau ditulis ulang untuk memberikan gambaran yang lebih akurat dan lengkap tentang kekayaan sejarah dan budaya Riau.
Dengan penulisan ulang sejarah Riau, diharapkan dapat mempererat hubungan dan memahami kekayaan budaya Melayu serumpun.***
(FN)