-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Menghapus Paradigma Lama: Membangun Kolaborasi Sehat antara Pengusaha dan Serikat Pekerja demi Kemajuan dan Kesejahteraan Bersama

Selasa, 20 Mei 2025 | 13:03 WIB | 0 Last Updated 2025-05-20T06:03:21Z

KABARKIRI - Dalam dunia industri, seringkali serikat pekerja diposisikan seolah-olah sebagai ancaman bagi stabilitas dan keberlangsungan perusahaan. Padahal, pemikiran ini keliru dan tidak berdasar. Tidak ada satu pun catatan di belahan dunia ini yang menunjukkan bahwa kehadiran serikat pekerja menjadi penyebab utama kebangkrutan perusahaan. Justru sebaliknya, serikat pekerja adalah bagian dari ekosistem perusahaan yang jika dimanfaatkan dengan baik, dapat menjadi mitra strategis dalam memajukan bisnis.

Pengusaha semestinya tidak menganggap serikat pekerja sebagai musuh, melainkan sebagai partner. Kolaborasi yang sehat antara keduanya dapat melahirkan iklim kerja yang kondusif, produktif, dan berkelanjutan. Dalam suasana saling percaya, pengusaha dan serikat pekerja bisa duduk bersama untuk merumuskan rencana jangka panjang, melakukan evaluasi, improvement, hingga menyusun strategi marketing. Tujuannya satu: menciptakan perusahaan yang sehat dan pekerja yang sejahtera.

Produktivitas tidak harus dibayar mahal dengan tenaga yang diforsir, apalagi hingga menyerupai kerja rodi. Pekerja yang diberi upah layak, lingkungan kerja yang aman, serta penghargaan bagi yang berprestasi akan lebih termotivasi dan loyal. Inilah esensi dari hubungan industrial yang baik: tumbuh bersama, bukan saling menekan.

Lebih jauh, serikat pekerja juga dapat berperan aktif dalam membantu perusahaan mengefisiensikan pengeluaran. Banyak pemborosan yang terjadi akibat proyek-proyek tak jelas, perpindahan plant tanpa perencanaan matang, hingga pembelian alat-alat tidak esensial—yang seringkali dilatarbelakangi kepentingan pribadi oknum manajemen lokal yang ingin memperkaya diri melalui proyek tender. Dalam hal ini, kolaborasi serikat pekerja dan pengusaha bisa menjadi benteng terakhir untuk menyelamatkan perusahaan dari praktik-praktik yang merugikan.

Jika kemudian serikat pekerja mengusulkan pembagian sebagian profit untuk peningkatan kesejahteraan anggotanya, itu adalah sesuatu yang sangat wajar. Serikat pekerja pada hakikatnya adalah alat perjuangan demi kehidupan layak bagi anggotanya dan keluarga mereka. Bagaimana mungkin perusahaan dikatakan sukses jika para pekerjanya masih terjerat hutang, tidak memiliki tempat tinggal yang layak, bahkan kesulitan memenuhi kebutuhan pokok?

Sudah saatnya paradigma pengusaha terhadap serikat pekerja berubah. Dari saling curiga menjadi saling percaya. Dari saling tekan menjadi saling dorong. Dari musuh menjadi mitra. Karena pada akhirnya, perusahaan yang hebat adalah perusahaan yang bisa membawa semua elemennya tumbuh bersama: manajemen, pemilik modal, dan tentu saja pekerja.***

(Agr)
×
Berita Terbaru Update