-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

‎Dari Purwakarta ke Gedung Sate: FSPMI Kawal Enam Tuntutan Buruh Nasional

Kamis, 28 Agustus 2025 | 10:12 WIB | 0 Last Updated 2025-08-28T03:12:56Z
 
Ratusan buruh dari FSPMI Purwakarta berangkat menuju Gedung Sate, Bandung untuk mengikuti Aksi Nasional yang digelar oleh KSPI (KabarKiri)

KabarKiri – Hari ini, Kamis (28/8/2025), tercatat sebagai momen bersejarah bagi gerakan buruh Indonesia.

‎Ratusan ribu buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh turun ke jalan secara serentak di 38 provinsi dan lebih dari 300 kabupaten/kota.

‎Aksi damai yang digelar serentak ini bertujuan menyuarakan enam isu strategis yang menyangkut kehidupan jutaan pekerja, dengan tema besar HOSTUM (Hapus Outsourcing, Tolak Upah Murah).

‎Di Jawa Barat, ribuan buruh memenuhi halaman Gedung Sate Bandung, salah satunya datang dari Purwakarta.

‎Ratusan buruh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Purwakarta berangkat sekitar pukul 09.00 WIB dengan menggunakan bus dan mobil pribadi.

‎Perjalanan mereka dikawal langsung oleh Satlantas Polres Purwakarta, memastikan arus konvoi aman hingga memasuki Bandung.

‎Ketua PC SPAMK FSPMI sekaligus Ketua Exco Partai Buruh Purwakarta, Wahyu Hidayat, S.H., menegaskan bahwa aksi ini merupakan bagian dari perjuangan buruh akar rumput.

‎“Aksi ini adalah aksi damai, kami membawa enam tuntutan penting. Perjuangan ini bukan hanya soal lobi elit, tapi aksi nyata yang melibatkan buruh di lapangan. Jika hanya berhenti di lobi, ada risiko kepentingan buruh dikorbankan. Dengan melibatkan akar rumput, kami tetap menjadi bagian penting dari perjuangan ini,” tegas Wahyu.

‎Enam tuntutan buruh yang disuarakan hari ini meliputi:

  1. ‎HOSTUM (Hapus Outsourcing – Tolak Upah Murah)
  2. Stop PHK dengan membentuk Satgas PHK
  3. Reformasi Pajak Perburuhan, termasuk kenaikan PTKP dari Rp4,5 juta menjadi Rp7,5 juta/bulan, serta penghapusan pajak THR dan pesangon
  4. Sahkan RUU Ketenagakerjaan tanpa Omnibus Law
  5. Sahkan RUU Perampasan Aset untuk pemberantasan korupsi
  6. Revisi RUU Pemilu menuju sistem Pemilu 2029 yang lebih adil

‎Selain di Bandung, pusat aksi juga terjadi di depan Gedung DPR RI Jakarta. Sekitar 10.000 buruh dari Jabodetabek memadati kawasan Senayan, menjadikan DPR RI sebagai salah satu pusat perhatian nasional.

‎Buruh dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi bersatu menyuarakan aspirasi dengan orasi, spanduk, serta bendera serikat yang berkibar di jalanan ibu kota.

‎Isu Strategis: Dari Upah Minimum hingga Pemberantasan Korupsi

‎Menurut Said Iqbal, Presiden KSPI sekaligus Presiden Partai Buruh, tuntutan kenaikan upah minimum 2026 sebesar 8,5–10,5% dihitung berdasarkan inflasi 3,23% (Oktober 2024–September 2025), pertumbuhan ekonomi 5,1–5,2%, serta indeks tertentu sesuai putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 168/2024.

‎Selain itu, reformasi pajak dianggap penting untuk memperkuat daya beli buruh yang semakin tertekan.

‎Buruh mendesak agar PTKP dinaikkan dari Rp4,5 juta menjadi Rp7,5 juta/bulan, serta penghapusan pajak THR dan pesangon.

‎Langkah ini diyakini mampu mengurangi beban buruh sekaligus mendorong konsumsi domestik.

‎Tidak hanya soal kesejahteraan ekonomi, isu politik dan hukum juga menjadi perhatian.

‎Dorongan pengesahan RUU Perampasan Aset dipandang penting untuk memberantas praktik korupsi, sementara revisi UU Pemilu dinilai krusial untuk mendesain ulang sistem Pemilu 2029 yang lebih transparan dan adil.

‎“Ini bukan sekadar perjuangan upah, tapi perjuangan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat,” tegas Said Iqbal.

‎Solidaritas Lintas Daerah

‎Di berbagai titik aksi, buruh berorasi, membawa spanduk, hingga menyanyikan yel-yel perjuangan dengan tertib. Kehadiran aparat kepolisian turut memastikan aksi berjalan damai dan kondusif.

‎Gerakan ini menegaskan bahwa buruh tidak hanya memperjuangkan hak mereka semata, melainkan juga membawa agenda besar untuk keadilan sosial di Indonesia.

‎Buruh adalah tulang punggung perekonomian, tetapi masih menghadapi realitas pahit berupa upah murah, outsourcing, dan ancaman PHK.

‎Keterlibatan buruh dari berbagai daerah, termasuk Purwakarta, menjadi simbol bahwa solidaritas lintas daerah mampu menciptakan gelombang perubahan.

‎Aksi damai ini adalah bukti nyata bahwa perjuangan buruh adalah perjuangan untuk martabat, keadilan, dan masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia.***
×
Berita Terbaru Update