Kunjungan Diplomatik ini diisi dengan dialog dan silaturahmi antara para duta besar dengan pimpinan LAMR.
Hadir dalam rombongan, Duta Besar Bangladesh H.E. Mr. Md Tarikul Islam bersama Personal Officer Mr. Sardar Habibur Rahman, Charge d’Affaires (CDA) Fiji Mr. Solomone Marlbrough Momoivalu bersama asisten, serta Duta Besar Rwanda Abdul Karim Harelimana dan istrinya, Zura Mukantabana.
Ketiga delegasi disambut langsung oleh Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Datuk Seri H. Marjohan Yusuf dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil. Menurut Widi, pendamping para Dubes negara sahabat tersebut, kunjungan ke LAMR ini dilakukan sebelum mereka bertolak ke Kabupaten Kuantan Singingi untuk menghadiri Festival Pacu Jalur 2025.
Dalam dialog, Datuk Seri Taufik menjelaskan bahwa sejarah panjang Melayu Riau menjadi akar kuat dari kebudayaan nasional.
Budayawan nasional ini juga menyebutkan bahwa sebelum kemerdekaan Indonesia, terdapat sembilan kerajaan di wilayah Riau yang kemudian bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Salah satu yang paling dikenal adalah Sultan Syarif Kasim II yang menyumbangkan satu juta gulden untuk perjuangan kemerdekaan.
Datuk Seri Marjohan menekankan bahwa masyarakat Melayu sangat menjunjung tinggi nilai toleransi dan keberagaman sejak masa kerajaan.
Beliau juga menegaskan komitmen LAMR untuk terus memberikan kontribusi pemikiran terhadap isu-isu kebudayaan dan lingkungan.
"Riau memiliki banyak potensi investasi, antara lain di sektor pertanian seperti kelapa, kopi, karet, dan sagu, serta di sektor kelautan dan perminyakan," kata Datuk Seri Marjohan.
Dalam sesi tanya jawab, Duta Besar Fiji mengungkapkan bahwa beberapa kosa kata dalam Bahasa Indonesia mirip dengan Bahasa Fiji, seperti "wanita", "makan", "telinga", dan "kuku".
Datuk Seri Taufik menanggapi bahwa kesamaan ini kemungkinan besar merupakan pengaruh dari sejarah pelayaran orang Melayu yang menjangkau hingga ke Fiji dan Madagaskar.
Kunjungan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara negara-negara sahabat dan meningkatkan potensi investasi di Provinsi Riau.
Dengan demikian, kerja sama antara LAMR dan negara-negara sahabat dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi semua pihak.***
(FN)