Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kisah Keluarga Atmanagara, Keturunan Perintis Purwakarta dan Bogor yang Multi-Talenta

Selasa, 01 Juli 2025 | 14:47 WIB | 0 Last Updated 2025-07-01T07:47:22Z
Foto keluarga Atmanagara (Dok. Pribadi)


KabarKiri - Nama Atmanagara di dunia entertainment sudah tak asing lagi. Kiprah dua kakak adik, Minati Atmanagara dan Chintami Atmanagara kerap menyemarakan dunia perfilman, pertelevisian dan musik hingga masih eksis hingga sekarang.

Minati Atmanagara hingga kini masih menjadi pesona di dunia industri hiburan pertelevisian. Karirnya di mulai sejak tahun 1981 dalam film "Setetes Kasih di Padang Gersang". 

Dalam film tersebut, ia berperan bersama Lenny Marlina, Ratno Timoer, Nia Daniaty, Komalasari, dan Henny Puspitasari. 

Film lainnya yang ikonik dan populer saat itu ketika Minati memerankan tokoh legenda rakyat "Lara Jonggrang" (1983) dan Ratu Kencana Wungu dalam film "Damar Wulan- Minak Jinggo" (1983).

Sementara sang adik, Chintami memulai debut perdananya dalam film "Tempatku di Sisimu" (1979) bersama Rano Karno dan Lidya Kandou.

Tak hanya di dunia seni peran, Chintami juga bertalenta di dunia tarik suara. Dia merilis album debutnya "Cintaku Cintamu" pada tahun 1982. 

Kiprahnya di dunia musik membuahkan Penghargaan Artis Terbaik di ajang Video Musik Indonesia 1994 untuk Albumnya yang berjudul "Nyanyian Hati".

Kini keluarga Atmanagara terus beregenerasi dikancah dunia entertainment. Setelah Cantika Atmanagara, putri dari Minati turut berkiprah sebagai penyanyi dan pemain film, kedua keponakannya, yaitu Rafi Ichsan Atmanagara dan Callista Azzahra Atmanagara, putra dan putri dari Abadi Atmanagara, adik bungsu dari Minati dan Chintami, bersiap berkiprah di industri entertainment.

Abadi, pria yang menyelesaikan studi Master nya (S2) di City University of America ini menuturkan dua putra/putri nya, Rafi dan Callista, kini mulai aktif di dunia modelling dan iklan serta bersiap terjun ke dunia akting. 

Abadi Atmanagara sendiri tercatat pernah membintangi film bergenre drama action berjudul "Tak Ada Pilihan" (1990) bersama Johan Saimima, Rani Soraya dan Ranita Manopo serta kerap terlibat sebagai bintang iklan sejumlah produk.

3 bersaudara, Minati, Chintami, Abadi juga masih terikat tali persaudaraan dengan aktor senior, sutradara sekaligus produser, Deddy Mizwar, yang pernah menjabat Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2013 - 2018, dari istrinya yaitu Raden Gisela Wiranagara.

Fakta genealogis mengungkapkan 3 bersaudara : Minati, Chintami dan Abadi ini ternyata memiliki garis keturunan dari Raja Sunda, Prabu Siliwangi Sri Baduga Maharaja dan Sunan Gunung Jati, salah satu dari Wali Songo, di mana para keturunannya menjadi perintis Bogor dan Purwakarta. 

Ayah mereka Alm. DR. R.S. H. Singgih Atmanagara merupakan keturunan dari Dalem Santri atau R.A.A. Soerianata, putra bupati Bogor, R.A.A. Wiranata, yang menjadi Bupati Karawang pada masa kolonial yang wilayah kekuasaannya mencakup Karawang, Subang dan Wanayasa. Kepemimpinan Dalem Santri sebagai bupati diteruskan oleh adiknya yang bernama R.A.A. Soeriawinata atau Dalem Sholawat, sosok yang memindahkan ibukota Karawang dari Wanayasa ke Sindang Kasih, kemudian beliau beserta para pinisepuh memberikan nama baru untuk ibukota tersebut yaitu PURWAKARTA.

Dalam waktu dekat, yaitu pada hari Minggu, 13 Juli 2025, bertempat di Alun Alun Kota Bogor akan dilaksanakan Haul Akbar Kasepuhan Bogor, termasuk diantaranya memperingati Haul Dalem Sholawat yang ke-153, sang Pendiri Purwakarta sekaligus Perintis Bogor.

Keluarga Atmanagara mengajak warga Purwakarta, Jawa Barat dan Publik Nasional untuk menghadiri Haul Akbar tersebut sebagai penghormatan terhadap akar sejarah dan semangat persaudaraan sesama anak bangsa yang berjati diri Nusantara.

Hal senada disampaikan sejumlah aktivis kemasyarakatan diantaranya Aa Komara, Pendiri Bela Purwakarta dan Bani Adam Chapter Purwakarta, Wahyu Hidayat, pendiri Spirit Binokasih, Asep Richo, Kordinator Paguyuban Warga Banten chapter Purwakarta serta Sahril Sidik, pendiri Purwakarta Update. 

Mereka sepakat kegiatan Haul Akbar para Kasepuhan ini sebagai bentuk kongkrit penghormatan terhadap leluhur bangsa yang berjasa mendirikan dan merintis setiap wilayah kota atau kabupaten di seluruh Nusantara.

Sementara Ketua Forum Bela Negara (FBN) RI Kab. Purwakarta, Ade Eldiana (Elde) menegaskan bahwa salah satu bentuk nyata dalam membela negara yaitu dengan melestarikan Sejarah dan tidak melupakan para pendahulu yang telah memulai jejak peradaban yang hingga kini masih dirasakan kebermanfaatannya. 

Seperti yang tercatat dalam buku sejarah Purwakarta, salah satu kasepuhan, yaitu Dalem Sholawat meninggalkan banyak peninggalan di antaranya, Situ Buleud, Situ Kamojing, Solokan Gede sebagai sarana infrastruktur pengairan serta sejumlah bangunan yang kini menjadi objek bersejarah di Purwakarta.***

(Tim)

×
Berita Terbaru Update