KabarKiri - Di bawah kepemimpinan Bupati Saepul Bahri Binzein, yang akrab disapa Om Zein, dan Wakil Bupati Abang Ijo Hapidin, Pemerintah Kabupaten Purwakarta baru memasuki awal perjalanan pengabdian untuk periode 2025-2030, Kamis (26/7).
Di tengah langkah awal ini, sebuah momen bersejarah tercipta ketika Gedong Nagara, bangunan heritage peninggalan pertengahan abad ke-19, menjadi saksi bisu pertemuan penuh makna antara Om Zein dan perwakilan empat keluarga keturunan leluhur Purwakarta.
Mereka adalah dzurriyah dari Trah Kerajaan Sunda Pajajaran dan Trah Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo yang menyebarkan syiar Islam di Nusantara.
Hadir dalam pertemuan ini keluarga Dalem Sholawat (R.A.A. Soeriawinata) yang diwakili Raden Muhammad Padmanegara, keluarga Dalem Santri (R.A.A. Soerianata) diwakili R. Boyke Pranata Soerianata dan R. Hilman Nugraha, keluarga Syekh Baing Yusuf diwakili R. Iing Solihin dan R. Hasan Marzuki, serta keluarga Tubagus Ahmad Bakri (Mama Sempur Plered) diwakili Tubagus Zain Al-Bakri dan Asror Alawi.
Turut hadir pula Kepala Desa Babakan dan Wanayasa, serta perwakilan komunitas seperti Paguyuban Warga Banten, Komunitas Iket Sunda, Purwakarta TV, dan sejarawan Naurid Muhammad Rifai Ilyasa, yang menambah kekayaan narasi sejarah dalam pertemuan ini.
Kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi, melainkan pengingat akan akar sejarah Purwakarta yang kokoh.
Dalem Santri (R.A.A. Surianata), kakak Dalem Sholawat adalah Bupati Karawang periode 1820–1827 (atau hingga 1829 menurut beberapa sumber). Ia yang memindahkan ibu kota Kabupaten Karawang dari Bunut, Kertajaya, Karawang ke Wanayasa pada tahun 1821.
Dalem Sholawat (R.A.A. Suriawinata) adalah bupati yang memindahkan ibu kota dari Wanayasa ke Sindangkasih pada tahun 1830 dan menetapkan nama Purwakarta, dengan usulan nama dari R. Purbasari.
Syekh Baing Yusuf, sepupu keduanya, adalah ulama besar dari Trah Pajajaran yang bernasab kepada Prabu Siliwangi.
Sementara itu, Mama Sempur, murid Syekh Baing Yusuf, mewarisi semangat syiar Islam dari Trah Kesultanan Banten yang terhubung dengan Sunan Gunung Jati.
Melalui garis nasab, mereka tersambung dalam ikatan sejarah yang kuat, menjadikan pertemuan ini sebagai simbol persatuan.
Raden Muhammad Padmanegara menegaskan bahwa kunjungan ini bertujuan mempererat silaturahmi antara Bogor dan Purwakarta, dua wilayah yang disatukan oleh sejarah.
Ia juga mengundang Gubernur Jawa Barat, Bupati Purwakarta, dan masyarakat untuk menghadiri Haul Kanjeng Dalem Sholawat ke-153 di Bogor pada 13 Juli 2025.
“Pemimpin Purwakarta saat ini adalah penerus perjuangan leluhur. Dukungan moral dan spiritual dari kami adalah wujud penghormatan terhadap sejarah,” ujarnya penuh semangat.
Om Zein, dalam sambutannya, menyampaikan rasa hormat atas kehadiran keluarga leluhur.
“Dalem Sholawat dan para perintis adalah tokoh spiritual dan pemimpin yang membangun peradaban Purwakarta. Nilai-nilai luhur mereka harus kita teladani untuk membangun masa depan yang lebih baik,” katanya, sembari berbagi visi dalam menangani tantangan kemasyarakatan.
Pertemuan ini menggugah kesadaran kita akan pentingnya menjaga warisan sejarah sebagai fondasi persatuan. Sejarah bukan sekadar cerita masa lalu, tetapi perekat yang memperkuat identitas dan semangat kebersamaan.
Di sesi akhir, Aa Komara Cakradiparta, Aktivis Kesejarahan yang turut membersamai dalam pertemuan menegaskan :
"Sebagai bentuk penghormatan terhadap PURWADAKSI, Kami mengajak seluruh masyarakat Purwakarta, Jawa Barat, dan Publik Nasional untuk merekatkan Persaudaraan sebagai Bangsa yang Solid dan Kokoh dalam Akar Sejarah Nusantara serta tidak melupakan Jasa Para Pendahulu dengan menghadiri Haul Kanjeng Dalem Sholawat ke- 153 yang akan dilaksanakan pada Minggu, 13 Juli 2025 bertempat di Alun Alun Kota Bogor ".
Haul Akbar ini menurut rencana akan dihadiri keluarga besar dzurriyah kesultanan dan kerajaan se-Nusantara serta sejumlah publik figur Nasional. Sementara Wahyu Hidayat dari Spirit Binokasih menekankan, “Warisan sejarah adalah aset berharga. Dengan menghargainya, kita membuka peluang untuk membangun karakter masyarakat, pengembangan wisata, dan ekonomi yang kuat."
Pada kesempatan tersebut, Bupati Purwakarta beserta seluruh dzurriyah dan hadirin menyampaikan ucapan SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1 MUHARRAM 1447 HIJRIAH kepada seluruh ummat Muslim di se-antero semesta raya.***
(WhY)