Generasi ke-7 Dalem Sholawat, R. Muhammad Padmanegara, menjelaskan bahwa pemilihan lokasi di pusat kota bukan tanpa alasan.
"Pemilihan Alun Alun Kota Bogor merupakan upaya untuk mendekatkan informasi kesejarahan Bogor kepada khalayak luas terutama kepada generasi muda," ujarnya.
Meski hujan deras mengguyur, ratusan peserta yang datang dari berbagai kota dan provinsi tetap bertahan hingga akhir acara. Suasana tetap khusyuk dan penuh penghormatan terhadap para kasepuhan.
Aa Komara, pendiri BELA PURWAKARTA, menyatakan:
"Warga Purwakarta yang turut hadir tak akan gentar oleh badai atau hujan, karena kami sadar, dahulu perjuangan Dalem Sholawat lebih gigih dan tegar melewati beragam ujian dalam mendirikan dan merintis Purwakarta."
Hal serupa diungkapkan Wahyu Hidayat, pendiri Spirit Binokasih, yang mengaku meski tak lahir di Purwakarta, ia merasa terpanggil oleh sejarah:
"Keingintahuan terhadap Sejarah Purwakarta begitu menguat untuk lebih mengenal sosok Dalem Sholawat, yang mana beliau juga merupakan kasepuhan Bogor dan dimakamkan di Bogor."
Ekspedisi bertajuk "PURWACARITA #5" dari rombongan Purwakarta turut menyemarakkan acara.
Mereka terdiri dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari keluarga besar Syekh Baing Yusuf, DKM Masjid Agung Baing Yusuf, Padepokan 11 Elang Putih, Forum Bela Negara, hingga komunitas-komunitas lokal seperti CAF Purwakarta, SDG, BERMUDA, dan NESA.
Haul ini bukan sekadar seremoni, melainkan penghormatan mendalam bagi para pendahulu yang menjadi pondasi keberadaan Bogor dan Purwakarta, tokoh-tokoh yang berasal dari trah Kerajaan Padjadjaran, seperti:
- R. Aria Wiradinata (Bupati Bogor I, 1749–1754)
- R. Tumenggung Wiradireja (Bupati Bogor II, 1758–1769)
- K.H. R. Moh. Thohir Al-Bughuri (Penghoeloe Buitenzorg, 1826–1849)
- R. Adipati Aria Wiranata (Bupati Bogor XV, 1815–1849)
- R. Adipati Aria Soeriawinata / Dalem Sholawat (Bupati Karawang XI dan Bupati Bogor XVI, 1829–1864)
Haul Akbar ini semakin meriah dengan penampilan Qori Songo dari Purwakarta yang mempersembahkan lantunan Al-Qur’an secara rampak. Kolaborasi ini melibatkan DKM Masjid Agung Baing Yusuf dan Tajug Gede Cilodong.
Sebagai penutup, Ketua Panitia R. Dudi Mulyadi menyerahkan buku manaqib Dalem Sholawat kepada perwakilan Pemerintah Kabupaten Purwakarta sebagai simbol pewarisan nilai dan sejarah lintas generasi.***