 |
| Kota Bandung menerima satu ekor sapi dari Presiden Prabowo dengan berat 1,2 ton (Foto; Pemkot Bandung) |
Selain memastikan distribusi hewan kurban dilakukan secara merata, ia juga menyoroti pentingnya penanganan sampah pasca-penyembelihan hewan.
Usai menjalankan salat Idul Adha, Farhan mengungkapkan bahwa Kota Bandung mendapat kehormatan menerima satu ekor sapi kurban dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Sapi berbobot fantastis, mencapai 1,2 ton itu, merupakan hasil ternak dari seorang peternak muda asal Kecamatan Cibiru, Bandung.
"Alhamdulillah, sapi ini dibeli langsung dari peternak muda di Cibiru. Sudah diperiksa oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, dan dinyatakan sehat. Insyaallah akan disembelih di rumah pemotongan hewan," kata Farhan saat ditemui di Masjid Al Ukhuwah, Jumat (6/6).
Farhan menjelaskan bahwa Pemkot Bandung tidak menyalurkan hewan kurban secara institusional.
Namun, partisipasi pribadi dari para pejabat tetap aktif dilakukan dalam semangat berbagi.
"Pemerintah kota sebagai lembaga tidak ada (pemberian hewan kurban), tapi secara pribadi, saya ada, Pak Sekda ada, Pak Asda juga ada. Kita dorong semua untuk ikut berkurban," jelasnya.
Dalam hal distribusi, Farhan menekankan bahwa hewan kurban tidak diberikan secara sembarangan.
Penyaluran dilakukan secara selektif ke daerah-daerah yang masih kekurangan hewan kurban, terutama di tingkat Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dan Rukun Warga (RW).
"Kalau di satu tempat hewan kurbannya sudah banyak, jangan ditambah. Yang kita beri adalah titik-titik yang masih sedikit," tegasnya.
Khusus untuk sapi dari Presiden Prabowo, hewan tersebut akan disembelih di Masjid Al Ukhuwah, bersamaan dengan sapi kurban pribadi dari Wali Kota Bandung.
Selain itu, Pemkot Bandung juga memberikan perhatian khusus terhadap pengelolaan sampah selama perayaan Idul Adha yang bertepatan dengan libur panjang.
Terhitung sejak Jumat pukul 00.00 WIB, Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ditutup selama 24 jam.
"Saya mengimbau warga agar memilah sampah sejak dari rumah. Sampah yang bisa didaur ulang diserahkan ke titik daur ulang. Sedangkan sampah organik disimpan dulu dengan baik sampai petugas kembali beroperasi," ujar Farhan.
Terkait penggunaan plastik sebagai pembungkus daging kurban, Farhan mengakui bahwa masih menjadi tantangan tersendiri.
Ia menyatakan bahwa belum tersedia alternatif kemasan yang ideal, namun pihaknya berkomitmen untuk mencari solusi ke depannya.
"Ini akan jadi pekerjaan rumah kami untuk tahun depan. Ini bukan hanya soal kurban, tapi soal pengelolaan sampah secara keseluruhan," pungkasnya.***
%20(300%20x_20250522_220043_0000.png)
