KabarKiri - Kekalahan Jepang dari Australia dengan skor 0-1 pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Perth Stadium, 5 Juni 2025, adalah bukti arogansi Samurai Biru yang fatal.
Gol telat Aziz Behich di menit ke-90 tidak hanya menghentikan rekor tak terkalahkan Jepang, tetapi juga memupuskan peluang Timnas Indonesia lolos langsung ke Piala Dunia 2026.
Hajime Moriyasu, yang bukan haji meski namanya menyerupai, dengan congkak meremehkan Australia. Hajime Moriyasu mengistirahatkan pemain-pemain terbaiknya.
Akibatnya, Australia mengunci posisi runner-up Grup C dengan 16 poin, meninggalkan Indonesia di peringkat ke empat dengan 12 poin setelah kemenangan 1-0 atas China melalui penalti Ole Romeny pada 5 Juni 2025. Kini, Indonesia harus balas dendam dengan mempermalukan Jepang di Osaka pada 10 Juni 2025.
Pernahkah kita lupa? Hajime Moriyasu, pelatih Timnas Jepang, dengan penuh keyakinan pernah menyatakan bahwa Indonesia adalah kuda hitam yang akan mendampingi Jepang lolos ke Piala Dunia 2026 dari Grup C Kualifikasi Zona Asia.
Ucapan ini, yang disampaikan kepada media Jepang seperti Nikkei Asia, menjadi sorotan karena menunjukkan pengakuan Moriyasu atas potensi Timnas Garuda.
Namun, arogansi Samurai Biru di laga melawan Australia pada 5 Juni 2025, di mana mereka kalah 0-1 akibat meremehkan lawan, telah memupuskan mimpi Indonesia untuk lolos langsung
Arogansi Jepang yang Merugikan
Hajime Moriyasu dengan sengaja mengistirahatkan pilar utama seperti Kaoru Mitoma (Brighton), Takefusa Kubo (Real Sociedad), Wataru Endo (Liverpool), Takumi Minamino (AS Monaco), Zion Suzuki (Parma), Daizen Maeda (Celtic), dan Ritsu Doan (Freiburg).
Rotasi ini bukan strategi cerdas, melainkan kesombongan yang membuat Jepang lengah. Dengan penguasaan bola 60% dan 13 tembakan, hanya satu yang tepat sasaran, kalah telak dari efisiensi Australia yang mencetak gol dari dua tembakan akurat.
Sikap meremehkan ini tidak hanya membuat Jepang kehilangan muka, tetapi juga mencabik-cabik mimpi Indonesia untuk lolos langsung, memaksa Garuda berjuang di ronde keempat kualifikasi.
Misi Garuda: Hancurkan Samurai Biru Jepang
Indonesia kini di peringkat ke empat Grup C dengan 12 poin, di bawah Australia yang kalahkan Jepang serta di bawah Arab Saudi yang kalahkan Bahrain tidak punya pilihan lain: mereka harus menghajar Jepang di laga tandang pada 10 Juni 2025.
Kemenangan akan mengamankan posisi ketiga atau ke empat sekaligus menjadi pembalasan atas arogansi Hajime Moriyasu yang telah memupuskan asa Garuda.
Dengan Ole Romeny, Marselino Ferdinan, dan Justin Hubner sebagai tumpuan, ditambah ribuan suporter yang haus kemenangan, Indonesia harus mempermalukan Samurai Biru di kandang mereka. Ini bukan sekadar laga, tetapi soal harga diri bangsa.
Seruan Wahyu Hidayat
Wahyu Hidayat, S.H. pendiri Spirit Binokasih, dengan tegas mengecam arogansi Jepang. “Hajime Moriyasu tak bisa membahagiakan kita din lebaran haji ini. Dia memang bukan haji! Jadi ga paham arti lebaran haji. Hajime meremehkan lawan, seolah tak terkalahkan. Kekalahan mereka dari Australia menghancurkan peluang kita lolos langsung. Indonesia harus 'balas dendam' pada 10 Juni, tunjukkan bahwa Garuda Mendunia! Mari kita doakan Timnas menciptakan keajaiban menuju Piala Dunia!” serunya, Jumat (6/6).
Doa dan semangat rakyat Indonesia menjadi amunisi tambahan untuk laga bersejarah ini.
Harga Diri Garuda
Laga melawan Jepang adalah pertaruhan martabat. Sebelumnya Indonesia mampu balaskan luka akibat kemenangan dirampas Ahmed Al Kahfi, tanggal 10 nanti Garuda harus membuktikan bahwa arogansi Samurai Biru berujung petaka.
Dengan nyali, strategi, dan dukungan penuh, Garuda bisa menghancurkan squad Jepang, 'membalas dendam', dan menjaga mimpi Piala Dunia 2026 tetap menyala.***