![]() |
Pendiri Spirit Binokasih, Wahyu Hidayat bersama Om Zein, Bupati Kabupaten Purwakarta (Dok. Pribadi) |
KabarKiri – Sebanyak 45 siswa SMA/SMK dari Purwakarta, Subang, dan Karawang resmi diberangkatkan ke Dodik Rindam III Siliwangi, Lembang, untuk mengikuti pendidikan karakter gelombang kedua di barak militer.
Seleksi ketat menyaring ratusan peminat, menegaskan antusiasme tinggi terhadap program yang digagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) ini.
Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein, akrab disapa Om Zein, memimpin pelepasan bersama orang tua siswa, menandai komitmen kuat membentuk generasi disiplin dan bermartabat.
Namun, program ini tak lepas dari pro dan kontra. Sebagian kalangan, termasuk praktisi pendidikan, menyebut pendekatan militer berisiko menimbulkan ketakutan pada remaja tanpa perubahan karakter jangka panjang.
Kanwil HAM Jabar bahkan turun tangan memantau pelaksanaan di Cikole, Lembang, memastikan hak anak terpenuhi.
Meski begitu, Om Zein tegas menyatakan program akan berlanjut selama mendapat dukungan Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI.
“Kami tak akan berhenti. Ini untuk masa depan generasi unggul,” ujarnya.
Wahyu Hidayat, pendiri Spirit Binokasih, menyambut gembira langkah ini.
“Terima kasih Om Zein dan KDM yang tak goyah di tengah hujan kritik dan nyinyiran. Pendidikan karakter di barak militer adalah investasi SDM untuk Purwakarta dan Jawa Barat yang istimewa, unggul bermartabat,” katanya.
Ia optimistis, program ini akan meningkatkan partisipatif masyarakat dalam melahirkan generasi tangguh yang mendorong kesejahteraan masyarakat.
Kisah inspiratif seperti Abdul, lulusan program ini yang viral di media sosial, menjadi bukti nyata dampak positifnya.
Data menunjukkan, gelombang pertama program Panca Waluya (3 Mei–31 Mei 2025) melibatkan 273 pelajar, dengan hasil memuaskan seperti peningkatan kedisiplinan dan semangat bela negara.
Kak Seto, dalam kunjungannya, juga memuji pendekatan yang tetap ramah anak meski bernuansa militer.
KDM bahkan berencana memperluas program ini untuk menangani kenakalan remaja dan premanisme, menegaskan visinya menekan gangguan sosial demi iklim investasi dan pembangunan.
Di tengah terpaan kritik, Purwakarta dan Jawa Barat menatap masa depan cerah. Pendidikan karakter ini bukan sekadar pelatihan, melainkan fondasi bagi generasi unggul yang akan membawa kesejahteraan.
Seperti kata Wahyu Hidayat, “Hujan nyinyiran takkan hentikan langkah menuju kejayaan!”***
(WhY)