Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kritik Tajam terhadap Pemikiran Rocky Gerung tentang Dedi Mulyadi: Intelektualitas Elitis yang Gagal Paham

Sabtu, 24 Mei 2025 | 07:33 WIB | 0 Last Updated 2025-05-24T00:35:46Z

KabarKiri - Rocky Gerung dengan congkaknya menyebut Kang Dedi Mulyadi (KDM) “King Dedi Mulyono,” menyindir gayanya mirip Jokowi, menilai program barak militer dangkal, dan menuduh KDM menerapkan “medagogi” alih-alih pedagogi. 

Wahyu Hidayat, pendiri Spirit Binokasih, juateru menyindir Rocky seperti "lagi mabuk ciu”—terjebak dalam wacana elitis yang tak mampu menangkap visi transendental KDM. 

Dengan frasa in vino veritas, Rocky mengklaim kebenaran, tapi justru memperlihatkan kedangkalan berpikirnya sendiri. Siapa yang benar-benar dangkal? Berikut analisis kritis yang lugas dan tajam.

1. Program Barak Militer: Salah Kaprah Rocky
  
Rocky mencemooh program barak militer KDM sebagai “visualisasi kedangkalan,” hanya melatih tubuh, bukan pikiran. Ia anggap apa yang dilakukan KDM adalah medagogi. Hal ini menurut Wahyu memperlihatkan arogansi intelektual yang ceroboh. 

Ragam teori yang diterapkan selama ini, faktanya sampai ada anak yang "terbuang" sehingga dengan 13 anak yang jadi anak asuh Gubernur Jabar membuktikan KDM menerapkan pedagogi tingkat tinggi, membuktikan dampak nyata pada pembentukan karakter. Dan ini harusnya diapresiasi, bukannya malah dinyinyirin. 

"Dalam psikologi pendidikan, pendekatan behavioristik ini efektif untuk menangani kenakalan remaja, seperti tawuran, yang meresahkan Jawa Barat. Dukungan tokoh seperti Natalius Pigai, yang memuji potensi nasional program ini, mematahkan tuduhan Rocky." ujar Wahyu, Sabtu (24/5).

Wahyu berpendapat kritikan RG tanpa solusi alternatif. Ini disebut fallacy of strawman —melebih-lebihkan kelemahan untuk menyerang, bukan mencerahkan.

2. “King Dedi Mulyono”: Sindiran Kosong Rocky 
Dengan julukan “King Dedi Mulyono,” Rocky menyamakan KDM dengan Jokowi, merendahkan visinya sebagai populisme dangkal. 

Ini menurut Wahyu dapat dikatakan false analogy yang kacau. Padahal, KDM telah menunjukkan visi “Jabar Istimewa” yang mengintegrasikan kesehatan, pendidikan, dan budaya Sunda. Berupaya keras menurunkan angka kemiskinan, memperbaiki iklim investasi dengan rinci dan visi yang jauh ke depan. Terkait Kereta Kencana Ki Jaga Rasa pun dia nyinyir sedemikian rupa, Rocky menganggapnya simbolisme kosong.

 Faktanya? Kereta Kencana ini adalah alat revitalisasi identitas budaya yang diakui nasional, digunakan untuk upacara HUT RI sejak 2015.

 
"Selama jadi Bupati Purwakarta (2008–2018), KDM membangun taman-taman tematik, meningkatkan pariwisata, dan berhasil mengubah nama Tol Cipali, menunjukkan kecerdasan strategis. Kemenangan elektoralnya di Pilgub Jabar 2024 (62% suara) membuktikan dukungan nyata masyarakat, bukan sekadar citra. Sebaliknya, Rocky, meskipun intelektual, tidak memiliki rekam jejak kebijakan konkret, membuat kritiknya terkesan elitis dan terputus dari realitas! " ujar Wahyu. 


Sebaliknya, Rocky, tanpa rekam jejak kebijakan, hanya pandai mengkritik dari menara gading.

3. Balas Pantun dan Transendentalitas KDM
 
Wahyu Hidayat menyebut “balas pantun” KDM-Rocky kurang elegan, tapi ini justru menyingkap jurang pemikiran: Rocky mengejar idealisme utopis, sementara KDM berpikir out of the box untuk mengatasi dunia yang tak ideal. KDM, dengan Kereta Kencana dan blusukan, menggabungkan nurani, budaya, dan aksi nyata, mencerminkan kecerdasan emosional ala teori Daniel Goleman. 

Ia bahkan membela Rocky dari kriminalisasi gagasan pada 2019, menunjukkan kematangan intelektual. 

"Rocky terjebak dalam false dichotomy, memisahkan simbolisme dan substansi, padahal KDM membuktikan keduanya bisa bersinergi." ujar Wahyu. 

4. Tantangan Wahyu: Rocky Tak Punya Jawaban
 
Wahyu menantang Rocky: “Apa langkah sederhana untuk membuat masyarakat Jabar sadar kebersihan dan melaksanakannya sukarela?” KDM telah melakukannya melalui kampanye media sosial dan blusukan, kalau di Purwakarta sinergi dengan Om Zein dengan program Ngosrek sehingga meningkatkan kesadaran publik. Rocky? Hanya wacana tanpa aksi. 

"Insyaa Allah  Spirit Binokasih dalam waktu dekat akan luncurkan kampanye baru yang kiranya dapat bersinergi dengan semua pihak dengan implikasi akan semakin menumbuhkan kesadaran untuk menjaga kebersihan dan kebanggaan karena masyarakat menjadi bagian penting dari perjuangan ini. Kritik RG, yang mengamini “kebenaran dalam wine,” justru memperlihatkan hasty generalization—menilai KDM dangkal tanpa memahami konteks lokal Jabar."ujar Wahyu. 

5. Siapa yang Dangkal?
Rocky, dengan intelektualitas elitisnya, gagal menangkap dimensi transendental KDM—kemampuan menyatukan budaya, nurani, dan aksi nyata. Kritiknya penuh fallacyfalse analogy dengan membandingkan KDM dengan Soekarno, terlalu cepat menyimpulkan hasty generalization dengan menilai program KDM dangkal, dan false dichotomy padahal simbolisme dapat bersinergi dengan substansi. 

Sebaliknya, KDM menunjukkan intelektualitas praktis dan transendental, menggabungkan nurani, budaya, dan aksi nyata. 

Seperti kata Wahyu, mungkin Rocky yang “mabuk ciu,” terjebak dalam idealisme elitis tanpa solusi dan elitisme yang terputus dari rakyat. KDM, dengan rekam jejak sebagai bupati dan gubernur, menunjukkan intelektualitas praktis yang jauh melampaui wacana kosong Rocky.

 Seperti kata Wahyu, mungkin Rocky yang perlu “diangkut ke barak militer” untuk belajar realitas.


Pemikiran Rocky tentang KDM adalah cerminan intelektualitas yang mabuk wacana, tak mampu memahami nurani dan visi transendental KDM. 

Sebagai warga Jabar, Wahyu Hidayat yang sudah sejak lama mengenal sosok KDM menegaskan bahwa dia percaya sekalipun stigma-stigma negatif sempat disematkan kepada KDM, sudah pada fasenya nurani mengungguli ambisi sehingga Wahyu akan terus mendukung serta ke depan berupaya untuk bersinergi demi Jawa Barat Istimewa. 

Tantangan Wahyu menyingkap kelemahan Rocky: ia hanya mengkritik, tak bertindak.

"KDM, dengan aksi nyata dan dukungan rakyat, membuktikan siapa  sesungguhnya yang dangkal. Rocky, bukan KDM, yang dangkal!" ujarnya.
×
Berita Terbaru Update