KabarKiri – Jagat media sosial dihebohkan dengan beredarnya rekaman suara yang diduga milik Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi. Rekaman berdurasi sekitar dua menit ini diunggah oleh akun Instagram @4Maze pada Jumat (24/5), dan langsung menjadi perbincangan hangat warganet.
Dalam rekaman tersebut, terdengar suara pria yang diyakini adalah Budi Arie, mengungkapkan kemarahan dan kekecewaannya terhadap pemberitaan media yang dinilainya menyudutkan dirinya.
Tak hanya itu, ia juga menyebut sejumlah nama kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang dianggap lebih layak disorot ketimbang dirinya.
"Saya bongkar nanti semuanya, saya udah jengkel," ujar suara yang diduga milik Budi Arie, membuka percakapan dengan nada tinggi. Ia melanjutkan, "Temen-temen udah ngasih tau ke saya tuh, udah tenang aja bro. Dia yang main."
Nama-nama seperti Alvin Jabar Kiemas dan Toni pun disebut secara gamblang sebagai kader PDI-P.
Dalam percakapan, Budi Arie mempertanyakan narasi media yang seolah hanya menyudutkan dirinya:
"Kenapa mesti Budi Arie? Kenapa gak kalian tulis ternyata semua kader PDI yang terlibat, kenapa?"
Sementara lawan bicaranya mencoba mengingatkan akan risiko menuding tokoh besar seperti Budi Gunawan tanpa bukti kuat, suara tersebut menjawab,
"Yaudah jangan lah… nanti aja. Nanti kalau ada bukti… Tapi yang pasti itu PDI semua. Dua-duanya."
Nada frustrasi semakin terdengar saat ia menuding media telah ikut andil dalam membentuk opini negatif:
"Saya jengkel karena ini kan mau cuci tangan semuanya. Yang di-framing saya. Ngerti gak? Dan kalian temen-temen media ikut-ikutan. Itu yang bikin saya jengkel."
Rekaman ini bukan hanya memantik spekulasi publik, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar mengenai dinamika internal partai, serta hubungan pejabat publik dengan media.
Dalam deskripsi unggahannya, akun @4Maze mengklaim mendapatkan rekaman dari sumber internal yang tak disebutkan identitasnya.
Beberapa pengamat politik menyebut percakapan ini mencerminkan tekanan emosional yang tinggi dan potensi konflik internal yang lebih dalam di tubuh PDI-P.
Tak sedikit pula yang menyoroti soal etika pejabat negara yang terekam dalam momen tidak resmi namun mengandung pernyataan sensitif.
Publik pun kini menunggu bagaimana kelanjutan polemik ini, di tengah sorotan tajam terhadap integritas pejabat dan independensi media.***
(Riasto)
%20(300%20x_20250522_220043_0000.png)
