Aksi ini digalang oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh sebagai bagian dari konsolidasi besar untuk memperjuangkan kenaikan upah minimum sebesar 8,5 hingga 10,5 persen dan pengesahan RUU Ketenagakerjaan yang baru.
Fokus Konsolidasi dan Strategi Perjuangan
Presiden KSPI sekaligus Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menyebut aksi di JCC Senayan dipilih bukan tanpa alasan.
“Pemilihan lokasi ini diputuskan agar fokus pada konsolidasi massa aksi dan pendalaman isu, sehingga anggota memahami arah perjuangan organisasi,” ujar Said Iqbal di Jakarta, Rabu (29/10).
Menurutnya, aksi terbuka berskala besar di depan Gedung DPR RI atau Istana Presiden akan dilakukan setelah konsolidasi ini selesai.
Tujuannya, agar strategi perjuangan berjalan efektif dan terukur sesuai aspirasi anggota.
“Kami tidak ingin aksi hanya bersifat seremonial. Ini adalah bagian dari rencana jangka panjang menuju perjuangan buruh yang lebih sistematis dan solid,” tambahnya.
Serentak di Seluruh Indonesia
Selain di Jakarta, aksi juga berlangsung serentak di berbagai daerah. Ribuan buruh turun ke jalan di Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Batam, Pekanbaru, Samarinda, Makassar, hingga Manokwari.
Seluruh aksi menyoroti isu HOSTUM (Hapus Outsourcing, Tolak Upah Murah) dengan tiga tuntutan utama:
- Kenaikan upah minimum 8,5% hingga 10,5%
- Pencabutan PP No. 35 Tahun 2021 tentang Pekerja Alih Daya
- Pengesahan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang baru, sesuai amanat Mahkamah Konstitusi.
FSPMI Purwakarta Turun Penuh: Suara dari Akar Rumput
Dari Kabupaten Purwakarta, perangkat FSPMI Purwakarta beserta anggota memastikan kehadiran penuh dalam aksi konsolidasi nasional tersebut.
Mereka tidak hanya datang untuk memeriahkan, tetapi juga untuk memastikan pesan perjuangan tersampaikan ke tingkat akar rumput.
Ketua PC SPAMK FSPMI Kabupaten Purwakarta, Wahyu Hidayat, S.H., menegaskan bahwa partisipasi aktif dari seluruh lapisan anggota menjadi kunci keberhasilan perjuangan buruh.
“Semua perangkat FSPMI Purwakarta turut serta agar informasi perjuangan, khususnya soal pengupahan, dapat sampai ke akar rumput secara lengkap, dengan begitu, anggota merasa memiliki dan turut berjuang bersama,” ujar Wahyu.
Wahyu menambahkan, FSPMI Purwakarta terus mendorong agar isu pengupahan tidak hanya berhenti di meja negosiasi, tapi juga menjadi kesadaran kolektif di setiap lini pekerja.
“Kami ingin buruh Purwakarta paham isu, bukan hanya ikut aksi,” tegasnya.
Aksi Damai dan Bermartabat
KSPI memastikan seluruh aksi berlangsung damai, konstitusional, dan anti-kekerasan.
Para peserta diimbau untuk menjaga ketertiban, disiplin, serta tidak melakukan tindakan anarkis atau merusak fasilitas umum.
Gerakan buruh kali ini menunjukkan wajah baru perjuangan: terorganisir, terdidik, dan berkomitmen pada perubahan nyata.
Dari Purwakarta hingga Senayan, semangat buruh terus berkobar membawa pesan kuat:
“Keadilan upah bukan harapan, tapi hak yang harus diperjuangkan.”***

%20(300%20x_20250522_220043_0000.png)
