Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

‎Di Hadapan Prabowo, Lula Tegaskan BRICS Pewaris Gerakan Non-Blok ‎

Senin, 07 Juli 2025 | 09:16 WIB | 0 Last Updated 2025-07-07T02:17:37Z
Presiden Prabowo hadiri KTT BRICS di Museum Seni Modern, Rio de Janeiro (Dok. Biro Pers Presiden)

KabarKiri – Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, menyampaikan pesan kuat dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 yang digelar di Museum Seni Modern (MAM), Rio de Janeiro, Minggu (6/7).

‎Dalam pidatonya, Lula menegaskan bahwa BRICS adalah "manifestasi dari semangat Konferensi Asia-Afrika" yang digelar di Bandung pada 1955.

‎"BRICS adalah manifestasi dari gerakan non-blok Bandung. BRICS menghidupi semangat Bandung," ujar Lula dengan penuh keyakinan di hadapan para pemimpin negara anggota BRICS, termasuk Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, yang untuk pertama kalinya menghadiri KTT tersebut setelah Indonesia resmi bergabung sejak 1 Januari 2025.

‎Lebih jauh, Lula menyampaikan kekhawatirannya terhadap kondisi global saat ini yang dinilainya tengah mengalami krisis multilateralisme.

‎Ia menyoroti usia ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 26 Juni lalu, namun dengan nada kritis mengatakan, "kita justru menyaksikan keruntuhan multilateralisme yang belum pernah terjadi sebelumnya."

‎Menurut Lula, berdirinya PBB merupakan simbol kekalahan fasisme sekaligus harapan baru bagi dunia.

‎Ia menekankan bahwa sebagian besar anggota BRICS saat ini turut andil dalam mendirikan PBB.

‎"Sepuluh tahun setelah PBB berdiri, Konferensi Bandung menolak pembagian dunia dalam zona pengaruh dan memperjuangkan tatanan internasional yang multipolar," tegasnya.

‎Menutup pidato penuh sejarah dan semangat itu, Lula kembali menekankan posisi penting BRICS dalam lanskap geopolitik global. "BRICS adalah pewaris gerakan non-blok," katanya lugas.

‎KTT ini menjadi momen penting pertama bagi Indonesia sebagai anggota penuh BRICS, membuka peluang besar dalam percaturan politik global dan kerja sama strategis.

‎Forum tersebut akan membahas berbagai isu mendesak dunia, mulai dari konflik internasional, reformasi tata kelola global, hingga tantangan dan kerja sama dalam bidang ekonomi, keuangan, kecerdasan buatan, krisis iklim, hingga kesehatan global.***


×
Berita Terbaru Update