![]() |
Pemerintah Kota Bandung lakukan peninjauan langsung ke lokasi yang terdampak banjir dan longsor (Foto: Pemkot Bandung) |
Hal ini dilakukan untuk memastikan aktivitas warga kembali berjalan normal secepatnya.
“Besok langsung diperbaiki oleh Pak Kadis DSDABM. Kami tidak ingin menunda jika situasinya sudah membahayakan,” ujar Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, saat melakukan peninjauan langsung ke lokasi terdampak pada Kamis (17/7).
Erwin hadir bersama Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Binamarga (DSDABM), camat, lurah, tokoh masyarakat, dan para ketua RW.
Kunjungan tersebut sebagai bentuk respon cepat atas laporan warga mengenai kerusakan jalan dan tebing yang longsor di area aliran sungai, yang dinilai membahayakan pengguna jalan.
Erwin menegaskan bahwa proses perbaikan akan dilakukan secara bertahap, berdasarkan skala prioritas dan kesiapan anggaran.
“Kalau sifatnya membahayakan, pasti langsung kami tangani. Kami tidak akan menunggu tahun depan. Tapi yang lain tetap kita inventarisasi dan rencanakan penganggarannya,” jelasnya.
Pemerintah kota juga akan mengalokasikan anggaran perubahan tahun berjalan untuk beberapa titik darurat, sementara titik-titik lain yang tidak masuk kategori mendesak akan diajukan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2026.
Salah satunya adalah kawasan Curug yang meski mengalami kerusakan cukup parah, belum dikategorikan darurat.
Selain masalah longsor, warga juga mengeluhkan banjir akibat sodetan air dari Sarijadi yang dialirkan ke daerah lebih rendah seperti Cibeureum.
Air yang tak tertampung saat hujan deras itu menyebabkan banjir di tiga RW sekaligus, yakni RW 1, RW 3, dan RW 7.
“Air dari Sarijadi volumenya besar. Kalau dibuang ke sini, jelas tidak tertampung. Ini harus disesuaikan agar tidak menyengsarakan warga di titik yang lebih rendah,” kata Erwin.
Keluhan lainnya datang dari warga sekitar SD dan Puskesmas Cibogo, yang kerap dilanda banjir hingga tiga kali dalam setahun.
Di hadapan warga, Erwin menyampaikan apresiasi terhadap sinergi antara pemerintah dan masyarakat, termasuk camat, lurah, dan ketua RW, yang aktif melaporkan kondisi wilayahnya.
“Sekarang paradigma pembangunan kita sudah berubah. Bukan lagi ego sektoral, tapi ekosentris. Semua pihak harus terlibat dalam penyelesaian masalah,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya pemanfaatan anggaran secara tepat sasaran.
“Ini bukan uang pribadi. Ini uang rakyat yang harus digunakan untuk kepentingan rakyat. Kita semua bekerja demi kemaslahatan warga. Dan saya akan terus turun ke lapangan selama waktunya memungkinkan,” imbuhnya.
Sebelum menutup kunjungan, Erwin menginstruksikan agar para ketua RW aktif berkoordinasi dengan DSDABM dan segera menyampaikan laporan tertulis terkait prioritas kebutuhan wilayahnya.
“Silakan sampaikan secara tertulis ke Pak Kadis. Kita pastikan semua yang sudah dikerjakan dan yang belum akan terdata dan dikontrol bersama,” tegasnya.***