KabarKiri - Semangat kolaborasi dan penguatan peran lembaga adat tengah menggema di Duri. Tuah Aliansi Anak Melayu (TUAH ALAM) mendesak Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bathin Solapan untuk mengambil peran yang lebih sentral dan strategis dalam merangkul serta membina seluruh organisasi kemasyarakatan (ormas) dan laskar Melayu yang ada di wilayah Duri, Minggu (9/11).
Langkah ini diapresiasi sebagai upaya positif untuk menyatukan visi dan misi organisasi-organisasi Melayu di bawah satu payung adat yang kokoh, demi menciptakan ekosistem sosial yang harmonis dan produktif.
Ketua Umum Tuah Aliansi Anak Melayu, Fredi Noza, menyoroti peran fundamental LAMR sebagai benteng pelestarian sejarah dan budaya Melayu di Riau.
"LAMR didirikan untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan adat istiadat serta nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Melayu. Ini adalah aset budaya yang luar biasa," ujar Fredi Noza, mengingatkan kembali sejarah pendirian lembaga tersebut pada 6 Juni 1970 di Pekanbaru oleh para tokoh visioner.
Peran Sentral LAMR dalam Kesejahteraan Lokal.Melalui inisiatif ini, LAMR Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bathin Solapan didorong untuk menjalankan peran penuhnya dalam menjaga dan membela hak-hak masyarakat adat Melayu di Duri.
Fredi Noza menekankan pentingnya filosofi "di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung," di mana semua organisasi lokal diharapkan bersedia bernaung di bawah bimbingan LAMR.
"LAMR memiliki potensi besar sebagai penasihat adat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan sinergi ini, kita bisa memastikan setiap langkah organisasi Melayu selaras dengan nilai-nilai luhur budaya kita," tambah Fredi Noza.
Mewujudkan Tata Kelola Organisasi yang Profesional. Untuk memperkuat struktur ini, Tuah Aliansi Anak Melayu mengusulkan agar LAMR Kecamatan Mandau dan LAMR Kecamatan Bathin Solapan melakukan pendataan komprehensif terhadap legalitas seluruh ormas dan perkumpulan Melayu.
Dengan data legalitas resmi (seperti akta notaris atau Kemenkumham), LAMR dapat lebih efektif menjalankan fungsi pengawasan dan pembinaan, sekaligus meminimalisir potensi konflik sosial.
Sinergi ini diharapkan menjadi solusi cerdas dalam menangani isu ketenagakerjaan lokal. Alih-alih adanya permintaan kerja yang sporadis, LAMR dapat menjadi jembatan komunikasi yang elegan antara masyarakat, organisasi, dan perusahaan.
"Tujuannya adalah menciptakan mekanisme yang terstruktur dan damai untuk memastikan warga setempat mendapatkan prioritas pekerjaan, menghindari potensi ketegangan atau bentrokan yang tidak kita inginkan," jelas Fredi Noza.
Menutup pernyataannya, Fredi Noza menitipkan harapan besar kepada Ketua DPH-LAMR Kecamatan Mandau Datuk H.Zulfan Effendi S.Sos dan Ketua DPH-LAMR Kecamatan Bathin Solapan Datuk Drs. H. Dzulfikar Indra, M.Ag.
Ia meminta kedua tokoh adat tersebut untuk aktif melakukan pendataan dan pelestarian adat istiadat, seni, dan nilai sosial budaya Melayu di daerah Duri.
Langkah strategis ini bukan sekadar menjaga tradisi, melainkan juga memfilter pengaruh negatif budaya luar dan menyerap nilai-nilai positif untuk kebaikan bersama di masa depan.
Inisiatif Tuah Aliansi Anak Melayu ini disambut baik sebagai angin segar kolaborasi yang berpotensi membawa kemajuan signifikan bagi tatanan sosial dan budaya masyarakat Melayu di Duri, Kabupaten Bengkalis.***
(FN)

%20(300%20x_20250522_220043_0000.png)
