-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Wiro Sableng: Pahlawan yang Dinanti

Kamis, 04 September 2025 | 13:43 WIB | 0 Last Updated 2025-09-04T06:43:00Z

Ilustrasi Wiro Sableng (KabarKiri)


KabarKiri - Gelombang demonstrasi yang mengguncang Indonesia pada akhir Agustus hingga awal September 2025 telah meninggalkan luka mendalam. 


Setidaknya 10 nyawa melayang, sebagian diduga akibat kekerasan aparat, seperti dilaporkan BBC News Indonesia. 


Di Bandung, Jawa Barat, kerusuhan di depan Gedung DPRD Jabar nyaris membakar Gedung Sate, simbol kebanggaan masyarakat Jawa Barat. 


Gubernur Dedi Mulyadi, yang turun langsung menemui massa pada 29 Agustus 2025, menyerukan aksi damai dan menahan amarah untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. 


Dalam situasi chaos, Dedi menyebut sosok "Wiro Sableng," sebagai pahlawan yang dinantikannya karena berjibaku dalam memadamkan api dan menyelamatkan Gedung Sate. 


Wahyu Hidayat, pengurus Exco Partai Buruh dan pendiri Spirit Binokasih, turut menyuarakan duka mendalam atas korban demonstrasi. 


Ia menegaskan bahwa aksi protes yang awalnya bertujuan menyampaikan ketidakpuasan terhadap kebijakan DPR dan pemerintah, seperti tunjangan anggota DPR sebesar Rp50 juta per bulan, seharusnya bisa berlangsung damai. 


Namun, kenyataannya, aksi ini berujung pada pengrusakan fasilitas umum, termasuk pembakaran rumah dinas MPR dan water barrier di sekitar Gedung DPRD Jabar.


Wahyu menilai, sosok pahlawan seperti Wiro Sableng yang memadamkan api di Gedung Pos dan "penyelamat" Gedung Sate layak mendapat penghargaan, sejalan dengan niat Dedi Mulyadi untuk memberikan apresiasi kepadanya karena berjuang menjaga warisan budaya dari kehancuran. 


Fakta di lapangan menunjukkan kerugian akibat kerusuhan di Bandung mencapai Rp10 miliar, termasuk kerusakan mess MPR RI yang diduga dibakar massa. 


Dedi Mulyadi berjanji membantu renovasi fasilitas yang rusak, menunjukkan komitmennya untuk menjaga stabilitas Jawa Barat. Namun, ini bukan hanya soal perbaikan fisik.


Demonstrasi yang dipicu oleh kemarahan publik terhadap elit politik mencerminkan krisis kepercayaan yang mendalam.


Ketidakpuasan terhadap kenaikan tunjangan DPR, outsourcing, upah murah, dan PHK massal, seperti disuarakan Partai Buruh, harus menjadi perhatian serius pemerintah.


Kita membutuhkan lebih banyak "Wiro Sableng" di tengah masyarakat, pahlawan yang tidak hanya memadamkan api akibat kerusuhan, tetapi juga menyalakan harapan untuk keadilan sosial. 


Aksi damai adalah hak konstitusional, tetapi anarki dan pengrusakan bukanlah solusi. 


Mari bersama menjaga Gedung Sate, simbol kebanggaan Jawa Barat, dan memperjuangkan aspirasi rakyat dengan cara yang bermartabat.


Pemerintah harus mendengar suara rakyat, dan rakyat harus bersatu menjaga perdamaian. Bersama, kita wujudkan Jawa Barat yang adil dan harmonis!***

×
Berita Terbaru Update