-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Mengapa Menjadi Kiri Berarti Melawan Penindasan?

Sabtu, 06 September 2025 | 19:55 WIB | 0 Last Updated 2025-09-06T12:55:32Z
Ilustrasi Lukisan digital bergaya retro, potret Karl Marx dan Vladimir Lenin digambarkan berdampingan dengan latar belakang pabrik dan roda gigi besar. Dominasi warna merah, hitam, dan emas (Dok. Kabarkiri)

KabarKiri.info - Menjadi kiri artinya berani melawan penindasan yang dilakukan kapitalisme. Kalimat sederhana ini sarat makna, lahir dari pergulatan panjang sejarah perlawanan kelas. Ia bukan sekadar slogan, melainkan panggilan bagi mereka yang menolak tunduk pada sistem yang melanggengkan ketidakadilan.

Kapitalisme, dengan segala pencitraannya sebagai mesin pertumbuhan, sesungguhnya menempatkan manusia hanya sebagai roda produksi. Buruh, tani, hingga rakyat kecil kerap menjadi korban eksploitasi. Karl Marx pernah menulis dalam Manifesto Komunis (1848): “Kaum buruh tidak memiliki apa pun selain rantai belenggu mereka. Mereka tidak kehilangan apa-apa kecuali belenggu itu, dan dunia untuk dimenangkan.”

Bagi kaum kiri, keberanian melawan penindasan kapitalisme bukan hanya tentang retorika, tapi juga praktik nyata. Mereka hadir di tengah rakyat, membela upah yang layak, menuntut keadilan distribusi tanah, hingga memperjuangkan akses pendidikan dan kesehatan yang merata.

Vladimir Lenin, salah satu tokoh besar gerakan kiri, pernah berkata: “Tanpa teori revolusioner, tidak ada gerakan revolusioner.” Kutipan ini menegaskan pentingnya kesadaran ideologis dalam menghadapi kapitalisme. Bagi Lenin, kapitalisme tidak akan runtuh dengan sendirinya, ia harus ditumbangkan melalui perjuangan kolektif.

Di Indonesia, perlawanan terhadap ketidakadilan kapitalisme juga punya akar sejarah panjang. Dari perjuangan buruh kereta api, pelabuhan, hingga gerakan tani, semuanya menunjukkan bahwa kesadaran kiri hadir sebagai respons atas penindasan. Meski sering distigmatisasi, gagasan kiri tetap relevan dalam melihat ketimpangan hari ini.

Ketika jurang kaya-miskin kian menganga, ketika tenaga kerja dihisap demi keuntungan segelintir elite, maka keberanian melawan bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Menjadi kiri berarti berpihak pada mereka yang tertindas.

Seperti dikatakan Rosa Luxemburg, tokoh sosialis Jerman, “Kebebasan selalu dan hanya bisa ada sebagai kebebasan bagi mereka yang berpikir berbeda.” Pandangan ini mengingatkan bahwa perjuangan kiri bukan sekadar tentang mengganti sistem, tetapi membebaskan manusia dari belenggu eksploitasi.**
×
Berita Terbaru Update