KabarKiri - Seorang warga masyarakat di Daerah Duri mengaku menjadi korban penipuan dengan modus "masuk kerja bayar" yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Korban diminta membayar Rp15 juta untuk dapat bekerja di salah satu perusahaan di daerah tersebut, dengan pembayaran awal Rp5 juta dan sisanya Rp10 juta setelah proses bekerja dimulai.
"Kami ada berenam orang berharap dapat bekerja, dimintai uang 15 juta perorangnya, dengan masing-masing menyerahkan uang 5 juta sebagai duit pertama (dp) dibulan April, Tahun 2025 dan sisanya 10 JT lagi apabila sudah mulai tahap bekerja"ujar korban.
Namun, setelah membayar Rp5 juta, korban tidak kunjung mendapatkan panggilan kerja dan hanya diberi jawaban untuk bersabar menunggu antrian. Korban merasa ditipu dan tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh oknum tersebut. "Saya merasa ditipu dan tidak puas dengan jawaban yang diberikan. Saya hanya ingin mendapatkan pekerjaan yang layak dan tidak ingin dirugikan," kata korban.
Oknum yang melakukan penipuan ini menggunakan modus yang meyakinkan, dengan menjanjikan pekerjaan yang pasti dan gaji yang tinggi. Mereka juga menggunakan nama Bupati, Camat, dan Kades untuk meyakinkan korban bahwa mereka memiliki hubungan yang baik dengan perusahaan. Namun, setelah korban membayar uang muka, oknum tersebut tidak lagi memberikan jawaban yang jelas dan hanya meminta korban untuk bersabar.
Korban juga menyatakan bahwa tidak ada kwitansi serah terima uang yang diberikan oleh oknum tersebut. Hal ini semakin membuat korban merasa ditipu dan tidak percaya pada oknum tersebut.
Ketua Aliansi Anak Melayu Fredi Noza, memberikan pesan moral kepada masyarakat untuk berhati-hati dengan modus penipuan seperti ini. "Rezeki di depan mata berkata, Malang sekedip mata Bona. STOP! Masuk kerja bayar," kata Ketua Fredi Noza.
Ketua Fredi Noza juga meminta masyarakat untuk tidak percaya pada oknum yang meminta bayaran untuk proses penerimaan kerja.
Aksi untuk Mengungkap Praktik Penipuan, Korban dan beberapa warga lainnya berencana untuk melakukan aksi untuk mengungkap praktik penipuan ini. Mereka akan melakukan perekaman suara, video, dan mengumpulkan bukti pendukung untuk membuktikan bahwa praktik penipuan ini benar-benar terjadi. "No viral, no justice."kata korban.
Panglima Majelis Sakai Riau Rhodei aouhgeh, memberikan peringatan kepada oknum yang melakukan penipuan ini untuk berhenti melakukan praktik tersebut. "Jika Anda tidak berhenti, kami akan terus menyuarakan keadilan dan meminta pertanggungjawaban dari Anda," kata Rhodei aouhgeh. Dengan demikian, diharapkan praktik penipuan seperti ini dapat dihentikan dan masyarakat dapat terlindungi dari kerugian.
"Kami tidak akan diam dan akan terus menyuarakan keadilan sampai praktik pungli dan penipuan ini diungkap dan dihentikan,"ujar Rhodei aouhgeh Panglima Majelis Sakai Riau.
Kasus dugaan penipuan dengan modus "masuk kerja bayar" di Daerah Duri ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat. Korban dan warga lainnya berharap agar praktik penipuan seperti ini dapat dihentikan dan oknum yang melakukan penipuan dapat diminta pertanggungjawaban. Dengan demikian, masyarakat dapat merasa aman dan terlindungi dari kerugian.''tutup Rhodei aouhgeh Panglima Sakai Riau.***
(FN)