Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Anak Hebat, Indonesia Kuat – Wujudkan Masa Depan Emas Bersama

Rabu, 23 Juli 2025 | 18:30 WIB | 0 Last Updated 2025-07-23T11:30:33Z
Wahyu Hidayat, pendiri Spirit Binokasih 

KabarKiri - Hari Anak Nasional 2025 bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan panggilan jiwa bagi seluruh bangsa untuk menatap masa depan melalui mata anak-anak kita. 

Wahyu Hidayat dari Spirit Binokasih menegaskan, “Anak-anak kita adalah masa depan Indonesia. Mereka harus mendapatkan Indonesia yang unggul, bermartabat, dan sejahtera,” ujarnya Rabu (23/7).

Kalimat ini bukan sekadar retorika, tetapi amanat yang menuntut tindakan nyata. Anak-anak adalah cerminan harapan, dan kualitas masa depan bangsa bergantung pada bagaimana kita memperlakukan mereka hari ini.

Data dari UNICEF menunjukkan bahwa 1 dari 3 anak di Indonesia masih mengalami kekurangan gizi, dan lebih dari 50% anak usia sekolah menghadapi risiko perundungan di lingkungan pendidikan. Angka ini mencengangkan sekaligus memilukan. 

Di tengah visi Indonesia Emas 2045, kita tidak bisa lagi membiarkan anak-anak tumbuh dalam bayang-bayang kekerasan, kemiskinan, dan ketidakadilan. 

Mereka adalah generasi yang akan memimpin negeri ini, namun tanpa fondasi yang kuat, pendidikan berkualitas, kesehatan prima, dan lingkungan yang aman, mimpi itu hanyalah ilusi.

Tema Hari Anak Nasional 2025, “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045,” dengan tagline “Anak Indonesia Bersaudara,” menyerukan persatuan dan tanggung jawab kolektif. 

Anak-anak bukan hanya tanggung jawab keluarga, tetapi juga masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha. 

Wahyu Hidayat menekankan filosofi Spirit Binokasih: keunggulan, martabat, dan kesejahteraan. 

Ini bukan sekadar jargon, melainkan panduan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung anak-anak berkembang secara holistik. 

Bayangkan seorang anak di pelosok Papua yang bermimpi menjadi ilmuwan, atau seorang anak di Jakarta yang ingin menjadi seniman. 

Tanpa akses pendidikan yang merata, perlindungan dari kekerasan, dan dukungan emosional, mimpi mereka akan terkubur.

Apa yang bisa kita lakukan? Pertama, investasi pada pendidikan harus ditingkatkan. Data Kementerian Pendidikan menunjukkan bahwa anggaran pendidikan 2024 hanya mencapai 20% dari APBN, namun distribusinya masih timpang.

Sekolah-sekolah di daerah terpencil sering kekurangan guru dan fasilitas. Kedua, perlindungan anak dari kekerasan dan eksploitasi harus menjadi prioritas.

KemenPPPA melaporkan bahwa kasus perkawinan anak masih tinggi, dengan 1 dari 9 anak perempuan menikah sebelum usia 18 tahun. 

Ini harus dihentikan melalui edukasi dan penegakan hukum yang tegas. Ketiga, kesehatan mental anak perlu diperhatikan. 

Riset menunjukkan bahwa 1 dari 5 anak di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental akibat tekanan sosial dan lingkungan yang tidak mendukung.

Mari kita wujudkan Indonesia yang unggul dengan memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk belajar, bermain, dan bermimpi. 

Seperti kata Wahyu Hidayat, anak-anak adalah masa depan. Jika kita gagal melindungi mereka, kita gagal membangun Indonesia. Berikan yang terbaik untuk mereka.***


(WhY)

×
Berita Terbaru Update