-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

‎Jalan Bergelombang Masih Jadi PR, Bandung Targetkan Pemerataan Infrastruktur

Rabu, 18 Juni 2025 | 07:23 WIB | 0 Last Updated 2025-06-18T00:24:37Z
Bandung targetkan pemerataan infrastruktur (Foto: Pemkot Bandung)


KabarKiri - Harapan akan jalan yang mulus dan merata di seluruh penjuru Kota Bandung makin menguat.

‎Pemerintah Kota Bandung bersama DPRD terus menunjukkan komitmen serius untuk menghadirkan kualitas infrastruktur yang merata, tak hanya di jantung kota tapi juga hingga ke wilayah terluar.

‎Hal ini mencuat dalam program Parlemen Talks yang disiarkan Radio Sonata pada Selasa, 17 Juni 2025, menghadirkan Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung, Yoel Yosaphat, dan Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), Didi Ruswandi.

‎Yoel menyoroti kondisi jalan yang masih timpang di berbagai sudut Bandung.

‎“Ada yang bagus-bagus, enak dilalui, tapi ada juga yang bergelombang, kapalan, bahkan bisa membahayakan pengendara,” ujarnya.

‎Ia mengingatkan bahwa citra Bandung sebagai kota indah tak boleh hanya dilihat dari kawasan populer seperti Dago atau Asia Afrika.

‎“Kita harus pastikan seluruh jalan di Bandung memiliki kualitas yang setara,” tegasnya.

‎Yoel menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.

‎“Perlu sinergi antara Pemkot, DPRD, dan juga masyarakat. Kita harus bahu-membahu menyelesaikan persoalan ini. Saya berharap lima tahun ke depan semuanya akan membaik. Dengan penanganan yang baik, bisa mewujudkan jalan mulus dan saluran lancar,” ucapnya penuh harap.

‎Sementara itu, Didi Ruswandi mengakui tantangan besar dalam hal anggaran. Menurutnya, belum semua jalan bisa masuk kategori “mantap”.

‎“Kalau mau jalan mantap, anggarannya juga harus memenuhi kebutuhan minimal. Namun tren anggaran sempat menurun,” jelasnya.

‎Didi mengungkap, tujuh tahun lalu, anggaran perbaikan jalan pernah mencapai Rp970 miliar, namun sempat menyusut drastis menjadi Rp220 miliar. Tahun ini, dana yang dialokasikan naik menjadi sekitar Rp440 miliar.

‎Tak hanya jalan, Didi juga menyinggung persoalan kirmir atau struktur penahan tanah yang banyak rusak akibat cuaca ekstrem.

‎“Curah hujan tinggi yang tidak menentu memperburuk kondisi, sementara di banyak titik, kirmir ditempati oleh warga karena keterbatasan lahan. Ini bisa menimbulkan bahaya baru,” ujarnya.

‎Meski begitu, kabar baik datang dari kanal pengaduan masyarakat. Sejak adanya hotline dan aplikasi pengaduan, tren laporan kerusakan jalan menurun drastis.

‎“Hari pertama bisa sampai 400 pengaduan, sekarang tinggal 3 sampai 6 laporan per hari,” kata Didi.

‎Namun, tren aduan mulai bergeser. Dari jalan berlubang ke jalan bergelombang yang butuh peningkatan kualitas lewat overlay atau pelapisan ulang.

‎Bagi warga Bandung yang ingin melaporkan kerusakan jalan, saluran air, atau infrastruktur lainnya, DSDABM menyediakan hotline pengaduan serta aplikasi SIMKURING sebagai media cepat tanggap.***
×
Berita Terbaru Update